Di ceritakan dari Abdul Wahid bin Zaid, bahwa
dia menuturkan sebuah kisah menarik. Dia bercerita:
Suatu
ketika aku berada di sebuah kapal, tiba-tiba kapal yang aku tumpangi bersama
seluruh penumpangnya terbawa oleh angin kencang menuju ke sebuah pulau. Pulau
itu sepertinya kosong, tidak berpenghuni. Aku kemudian berjalan menuju ke pulau
itu. Di situ aku mendapati sebuah manusia yang sedang menyembah sebuah berhala.
Dia sepertinya sedang khusyuk dengan meditasinya itu.
Aku
dan beberapa orang sedang mendekatinya. Melihat ada yang datang, dia menatapku
dengan penuh selidik. Aku tersenyum, tanda persahabatan, dia membalas
tersenyum.
“
engkau sembah berhala itu padahal berhala itu buatan manusia,” kataku.
“
kalau begitu, kalian sendiri menyembah apa?” sambil menjawab, dia berdiri
seraya menatap kami yang datang.
“
kami menyembah tuhan yang menciptakan langit, bumi dan laut.”
“
siapa yang memberi tahukan semua itu kepada kalian?”
“
Dia mengutus seorang Rasul –seorang utusan- kepada kami.”
“
apa yang di lakukan terhadap utusan itu?”
“
Malaikat membawakan kepada-Nya.”
“
apakah dia meninggalkan sesuatu atau tanda-tanda kepada kalian?”
“
iya dia meninggalkan kitab dari malaikat itu.”
“
tunjukan sesusatu kepada ku dari kitab itu.”
Aku
lalu membacakan ayat-ayat Al-Qur’an dari Surah Ar-Rahman. Mendengar aku membaca
ayat-ayat suci Al-Qur’an Surah Ar-Rahman tersebut, dia mendengarkan penuh
dengan khusyuk, sesekali telinganya di dekatkan untuk menangkap suaraku. Aku
trus membacakan ayat-ayat itu. Dia menangis mendengar ayat-ayat itu di bacakan.
Tangisnya tiada henti sampai aku selesai membaca seluruh Surah Ar-Rahman
tersebut.
“ tidak lah patut
kita berbuat durhaka kepada pemilik firman suci ini.” Katanya dengan penuh
kenyakinan dan ke mantapan.
Kemudian aku
mengajak dia untuk masuk agama islam.
“ AKU BERSAKSI
BAHWA TIADA TUHAN SELAIN ALLAH, DAN AKU BERSAKSI BAHWA NABI MUHAMMAD ADALAH
UTUSAN ALLAH (1=pengakuan
seseorang untuk menjadi muslim di sebut syahadat. Dan syahadat termasuk rukun
ISLAM yang pertama. Seseorang menjadi muslim dengan mengucapkan penuh
keyakinan: asyhadu
allailaha illallah, wa asyhadu anna muhammadar rasulullah)” Dia mengucapkan kalimat syahadat dengan keyakinan yang mantap. Wajah
nya penuh semangat. Akhirnya orang itu
kami ajak barsama untuk naik ke kapal yang kami tumpangi.
Ketika malam sudah
gelap dan kami telah selesai melakukan sholat isyak, kami pun siap-siap menuju
tidur.
“ Apakah Tuhan yang
memberitahukan kepadaku itu tidur sebagai mana kalian tidur.”
“ Tidak, Tuhan kami
tidak tidur. Dia hidup kekal dan Dia yang awal dan Dia pula yang akhir, serta
Dia tidak tidur.”
“ Kalau begitu,
kalian adalah sejelek-jelek hamba. Kalian tidur, sedangkan Tuhanmu tidak tidur.
Tidakkah lebih baik malam ini kalian terus menyembah kepada-Nya.”
Aku merasa kecil di
hadapan orang yang baru saja memeluk agama islam itu. Ternyata kecintaanya
kepada Tuhan Yang Maha Pencipta beitu besar, begitu kuat. Sedangkan aku! Aku
begitu kecil di hadapanya. Malam itu kami pun bermunajat kepada Allah
bersamanya.
Ketika kami tiba di
tempat tujuan, an dia meminta izin ke suatu tempat, kami mengumpulkan beberapa
uang untuknya, sekedar rasa simpatik.
“ Untu apa uang
ini?”
“ Ini uang untuk
mu, engkau bisa pergunakan untuk keperluanmu.”
“ kalian telah menunjukan
jalan yang aku tidak melihat sebelumnya. Dulu aku menyembah selain Allah, namun
aku tidak terlantar. Apakah sekarang Allah akan menelantarkan aku, sedangkan
aku kini telah mengenal-Nya?”
Lagi-lagi
aku menjadi kecil di hadap orang itu. Dia penuuhan kenyakinan akan Tuhan Allah
yang baru di kenalnya.
Tiga hari setelah
kejadian itu, aku memperoleh berita bahwa dia dalam ke adaan sakit yang amat
parah, bahwa dia di kabarkan bahwa dia
sedang dalam keadaan sakaratul maut. Aku lalu menemui dia.
“
Apakah engkau ada keperluan?” Tanyaku.
“ Seluruh
kepenuhanku sudah di penuhi oleh Tuhan yang tekh mengeluarkan ku dari pulau itu. Aku akan tudur bersamanya di
tempat-Nya.”
Beberapa hari
setelah kejadian itu aku bermimpi. Aku melihat dalam mimpiku itu ada seorang
gadis di suatu taman yang indah.
“ bawalah orang itu
–orang yang baru masuk islam itu- dengan penuh kedamaian dan kesejahteraan .
telah lama aku rindu kepadanya.” Ucap gadis itu.
Mendengar ucapan
itu aku terbangun. Dan aku mendapati orang itu –yang baru saja masuk islam-
ternyata telah meninggal dunia. Dan kamipun segera menguburkanya.
Lagi-lagi dalam
mimpiku aku bermimpi bertamu dia. Aku melihat dia sedang memakai mahkota sedang
berada di kapalnya. Dan di sisinya terdapat bidadari-bidadari. Dia tersenyum
melihatku.
Dia membacakan
ayat-ayat Al-Qur’an: malaikat malaikat
masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu. (sambil mengucapkan): ‘
keselamatan ats kamu berkat kesabaranmu. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan
itu.’ (QS.Ar-Ra’d(13):23-24)
SUMBER :
PINTU SURGA TELAH TERBUKA, kisah-kisah religius
dalam tradisi klasik islam
No comments:
Post a Comment