Nabi Muhammad saw. Memuji
umatnya yang hidup di atas sifat baik dan meniggalkan sifat-sifat tercela. Nabi
seakan sangat menginginka umatnya untuk selalu taat dan terus menerus dalam
sifat terpuji. Pada suatu malam, di pulau rajab, nabi bangun di tengah malam,
dan pehi menuju masjid untuk meliha para sahabatnya, apakah ada yang bangun
tengah malam untuk bermunajad kepada Allah.
Ketika telah dekat dari masjid,
Nabi mendengar suara Abu Bakar yang menangis ketika sedang sholat. Abu Bakar
beramksud menghatamkan Al-Qur’an dalam
sholat dua rokaat. Tetapi ketika sampai pada ayat:sesunguhnya Allah telah membeli dari orang-orang yang beriman, diri dan
harta mereka dengan memberikan surha untuk mereka. (QS, AT-TAUBAH(9):111)
Ketika sampai pada ayat tersebut, dia menagis dengan keedihan yang amat
sangat.
Di sudut masjid lain, Nabi
mendengar suara Ali Bin Abi Thalib yang juga sedang menangis dengan suara
keras. Dia ingin meng hatam Al-Qur,an dalam
sholat ke dua rakaat. Akan tetapi ketika membaca ayat AL-qur’an: katakanla, apakah sama antara orang-orang
yang mengetahui dan orang-orang yang tidak mengetahui? Hanya orang-orang yang
berakal yang bisa menerima pelajaran. (QS.AZ-ZUMAR(39):9)
Ketika sampai pada ayat
tersebut, Ali menagis dan air matanya berderai.
Di sudut yang lain lagi di dalam
masjid, Mu’adz Bin Jabal juga sedang menangis dengan suara keras. Dia bermaksud
menghatamkan alquran setengah surah atau sepertiganya, kemudian dia mengganti
dengan surah lain, tetapi dia selalu menagis dalam sholatnya,sehingga air
matanya bercucuran di tempat sujud.
Di bagian lain tampak pula Bilal
tengah melakukan sholat dan sebagai mana sahabat lain, Bilal juga menangis
bercucuran air matanya.
Rhasulluah pun akhirnya ikut
menangis hingga mereka selesai melakukan sholat. Nabi pulang ke rumah, tetapi
hatinya merasa gembira, hingga akhirnya sampai di rumah. Para sahabat yang
tadinya melakukan sholat malam di masjid itu, tidak ada satupun yang mengetahui
bahwa nabi datang ke masjid itu, tudak ada
satupun yang mengetahui bahwa nabi datang ke masjid dan menyaksikan
munajad mereka di masjid.
Pada subuhnya, mereka melakukan
sholat berjamaah bersama Nabi saw. Nabi lalu menatap muka mereka, dan betanya
ke pada mereka.
“ wahai Abu Bakar, mengapa egkau
mnagis pada ayat: sesunguhnya Allah telah
membeli dari orang-orang yang beriman, diri dan harta mereka dengan memberikan
surga untuk mereka.
”bagai mana aku tidak menangis?”
jawab Abu Bakar. “ padahal Allahtelah membeli jiwa para hamba. Jika hamba itu
cacat, pasti dia tidak akan di beli. Atau jika tampak cacatnya setelah di beli
pastilah akan di kembalikan. Jika ternyata aku cacat ketika di beli, atau
ketahuan cacat setelah di beli maka tentulah aku akan masuk keneraka, karena
itulah aku menangis.” Lanjut Abu Bakar.
Maka datanglah Jibril kepada
Nabi, dan berkata: wahai Muhammad,kata kanlah kepada Abu Bakar jika pembeli
tahu cacat hamba dan membelinya karena tau cacatnya maka dia tak berhak
mengembalikanya. Allah mengetahui dengan cacat hamba-Nya sebelum dia menciptakanya.
Beserta cacatnya maka di beli dan tak akan di kembalikan. Juga dengan cacat
setelah di beli.
Misalnya,
seseorang membeli sepuluh budak dan ada satu yng cacat, lantas dia hanya mau
membeli yang tidak cacat maka hukum tiadak mengatur begitu.
Allah telah
membeli orang-orang mukmin –orang-orang yang beriman- dan memasukkanya di
antara pada sufi, wali, para Nabi dan para Rasul. Nyatanya bahwa yang cacat tak
akan di kembalikan.”
Mendengar
penuturan malaikat Jibril, Nabi bergembira, demikian pula para sahabat.
“ Apa yang menyebabkan engkau menagis ketika
membeca: katakanlah, apakah sama antara
orang-orang yang mengetahui dan orang-orang yang tidak mengetahui? Hanya
orang-orang yang berakal yang bisa menerima pelajaran. Tanya Nabi kepada
Ali Bin Abi Thalib.
“ bagaimana aku
tidak menangis, mendengar firman Allah itu?” kata Ali Bin Abi Thalib. “
sedangkan bapak kita Nabi Adam adalah manusia yang paling mengetahui, seperti
firman Allah SWT: ALLAH MENGAJARKAN ADAM
NAMA-NAMA SEMUANYA, sedagkan aku tidak mengetahui sesuatu sebagaimana Nabi
Adam. Bagaimana aku tidak sedih?”
Maka datanglah
malaikat Jibril dan berkata, “ wahai Muhammad, katakanlah kepada Ali Bin Abi
Thalib, tidak lah sama dengan apa yang
engkau sangkakan. Tetapi ketahuilah, tidak akan sama pada hari kiamat, antara
orang-orang kafir dan orang-orang mukmin. Orang kafi menyembah berhala dan
tidak beriman kepada Allah serta hari akhir. Sedangkan orang-orang mukmin
menyembah Allah. Setiap waktu dan keadaan selalu membaca la ilaha ilallah, muhammadur rasulillah –tidak ada tuha selain
Allah, Muhammad utusan Allah- mereka jika berbuat baik bergebira, dan jika
mereka berbuat jelek bereka beristigfar –MEMINTA AMPUN- , jika berpergian
mereka meng-qasar dan mengurungkan
puasanya, dan itu semua tidak di haramkan. Maka tilak lah sama antara orang
kafir dan orang mukmin, orang kafir berada di nerakadan orang mukmin berada di
surga,”
SUMBER :
PINTU SURGA TELAH TERBUKA, kisah-kisah religius
dalam tradisi klasik islam
No comments:
Post a Comment