Monday 18 February 2013

TANGISAN PARA SAHABAT



                Nabi Muhammad saw. Memuji umatnya yang hidup di atas sifat baik dan meniggalkan sifat-sifat tercela. Nabi seakan sangat menginginka umatnya untuk selalu taat dan terus menerus dalam sifat terpuji. Pada suatu malam, di pulau rajab, nabi bangun di tengah malam, dan pehi menuju masjid untuk meliha para sahabatnya, apakah ada yang bangun tengah malam untuk bermunajad kepada Allah.
                Ketika telah dekat dari masjid, Nabi mendengar suara Abu Bakar yang menangis ketika sedang sholat. Abu Bakar beramksud menghatamkan Al-Qur’an  dalam sholat dua rokaat. Tetapi ketika sampai pada ayat:sesunguhnya Allah telah membeli dari orang-orang yang beriman, diri dan harta mereka dengan memberikan surha untuk mereka. (QS, AT-TAUBAH(9):111)
                Ketika sampai pada ayat tersebut, dia menagis dengan keedihan yang amat sangat.
                Di sudut masjid lain, Nabi mendengar suara Ali Bin Abi Thalib yang juga sedang menangis dengan suara keras. Dia ingin meng hatam Al-Qur,an dalam  sholat ke dua rakaat. Akan tetapi ketika membaca ayat AL-qur’an: katakanla, apakah sama antara orang-orang yang mengetahui dan orang-orang yang tidak mengetahui? Hanya orang-orang yang berakal yang bisa menerima pelajaran. (QS.AZ-ZUMAR(39):9)
                Ketika sampai pada ayat tersebut, Ali menagis dan air matanya berderai.
                Di sudut yang lain lagi di dalam masjid, Mu’adz Bin Jabal juga sedang menangis dengan suara keras. Dia bermaksud menghatamkan alquran setengah surah atau sepertiganya, kemudian dia mengganti dengan surah lain, tetapi dia selalu menagis dalam sholatnya,sehingga air matanya bercucuran di tempat sujud.
                Di bagian lain tampak pula Bilal tengah melakukan sholat dan sebagai mana sahabat lain, Bilal juga menangis bercucuran air matanya.
                Rhasulluah pun akhirnya ikut menangis hingga mereka selesai melakukan sholat. Nabi pulang ke rumah, tetapi hatinya merasa gembira, hingga akhirnya sampai di rumah. Para sahabat yang tadinya melakukan sholat malam di masjid itu, tidak ada satupun yang mengetahui bahwa nabi datang ke masjid itu, tudak ada  satupun yang mengetahui bahwa nabi datang ke masjid dan menyaksikan munajad mereka di masjid.
                Pada subuhnya, mereka melakukan sholat berjamaah bersama Nabi saw. Nabi lalu menatap muka mereka, dan betanya ke pada mereka.
                “ wahai Abu Bakar, mengapa egkau mnagis pada ayat: sesunguhnya Allah telah membeli dari orang-orang yang beriman, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka.
                ”bagai mana aku tidak menangis?” jawab Abu Bakar. “ padahal Allahtelah membeli jiwa para hamba. Jika hamba itu cacat, pasti dia tidak akan di beli. Atau jika tampak cacatnya setelah di beli pastilah akan di kembalikan. Jika ternyata aku cacat ketika di beli, atau ketahuan cacat setelah di beli maka tentulah aku akan masuk keneraka, karena itulah aku menangis.” Lanjut Abu Bakar.
                Maka datanglah Jibril kepada Nabi, dan berkata: wahai Muhammad,kata kanlah kepada Abu Bakar jika pembeli tahu cacat hamba dan membelinya karena tau cacatnya maka dia tak berhak mengembalikanya. Allah mengetahui dengan cacat hamba-Nya sebelum dia menciptakanya. Beserta cacatnya maka di beli dan tak akan di kembalikan. Juga dengan cacat setelah di beli.
                Misalnya, seseorang membeli sepuluh budak dan ada satu yng cacat, lantas dia hanya mau membeli yang tidak cacat maka hukum tiadak mengatur begitu.
                Allah telah membeli orang-orang mukmin –orang-orang yang beriman- dan memasukkanya di antara pada sufi, wali, para Nabi dan para Rasul. Nyatanya bahwa yang cacat tak akan di kembalikan.”
                Mendengar penuturan malaikat Jibril, Nabi bergembira, demikian pula para sahabat.
                 “ Apa yang menyebabkan engkau menagis ketika membeca: katakanlah, apakah sama antara orang-orang yang mengetahui dan orang-orang yang tidak mengetahui? Hanya orang-orang yang berakal yang bisa menerima pelajaran. Tanya Nabi kepada Ali Bin Abi Thalib.
                “ bagaimana aku tidak menangis, mendengar firman Allah itu?” kata Ali Bin Abi Thalib. “ sedangkan bapak kita Nabi Adam adalah manusia yang paling mengetahui, seperti firman Allah SWT: ALLAH MENGAJARKAN ADAM NAMA-NAMA SEMUANYA, sedagkan aku tidak mengetahui sesuatu sebagaimana Nabi Adam. Bagaimana aku tidak sedih?”
                Maka datanglah malaikat Jibril dan berkata, “ wahai Muhammad, katakanlah kepada Ali Bin Abi Thalib, tidak lah sama  dengan apa yang engkau sangkakan. Tetapi ketahuilah, tidak akan sama pada hari kiamat, antara orang-orang kafir dan orang-orang mukmin. Orang kafi menyembah berhala dan tidak beriman kepada Allah serta hari akhir. Sedangkan orang-orang mukmin menyembah Allah. Setiap waktu dan keadaan selalu membaca la ilaha ilallah, muhammadur rasulillah –tidak ada tuha selain Allah, Muhammad utusan Allah- mereka jika berbuat baik bergebira, dan jika mereka berbuat jelek bereka beristigfar –MEMINTA AMPUN- , jika berpergian mereka meng-qasar dan mengurungkan puasanya, dan itu semua tidak di haramkan. Maka tilak lah sama antara orang kafir dan orang mukmin, orang kafir berada di nerakadan orang mukmin berada di surga,”

SUMBER :       
PINTU SURGA TELAH TERBUKA, kisah-kisah religius dalam tradisi klasik islam
Penulis DRS. SAMSUL MUNIR AMIN, M.A.

No comments:

Post a Comment